Kamis, 25 November 2010

tugas softskill karya ILMIAH tentang KEROKAN

Pendahuluannya :

Kerokan tidak berbahaya apabila dilaksanakan didaerah dada, punggung, dan tidak didaerah perut. Penelitian mengenai kerokan telah dilaksanakan serta sekaligus pernah diadakan seminar kerokan “secara ilmiah”. Kerokan dapat dipertanggungjawabkan secara medis. Karena banyak menghasilkan manfaat bagi mereka yang menderita masuk angin. Tidak ada efek negatif apabila melakukan kerokan secara benar sesuai.dengan Prinsip Yin Yang dari Tubuh .
Prinsip dasar Yin Yang adalah hubungan erat bagian anterior dan posterior dari tubuh dimana bagian posterior adalah bersifat Yang, termasuk seluruh kepala dan leher. Hubungan Yin Yang adalah suatu keseimbangan dinamis yang merupakan mekanisme dasar terjadinya kondisi sakit.


Kondisi Defisiensi Yang

Secara awam, pada masyarakat jawa disebut masuk angin atau juga dengan bahasa medis common cold. Defisiensi Yang dapat disebabkan karena penyebab penyakit angin dingin yang menimbulkan gejala : pucat wajah, suara lemah, rasa dingin dan berkeringat dengan nadi yang lemah dan dalam.

Common cold dirasakan sebagai kelainan mendadak dengan rasa dingin disertai dengan bersin-bersin dan hidung berair, biasanya disebut dengan istilah lain flu atau pilek dan sesuai dengan defisiensi Yang dan dalam keseimbangan organ disebut sebagai defisiensi dingin yang ideal.

Landasan teori:

Keseimbangan

Bila temperatur dingin mengenai permukaan badan terutama daerah posterior, maka secara otomatis terjadi mekanisme peredaran tubuh yaitu pori-pori kulit dan otot dibawah kulit akan kontraksi untuk menahan supaya tidak terjadi penguapan dari kulit, sehingga timbul rasa dingin. Dalam pengetahuan kedokteran konvensional disebut sebagai reaksi otonomik simpatik. Effek simpatik ini menimbulkan vasokonstriksi perifere dan organ viscera dan ditandai dengan brodikardia dan hipotensi.

Prinsip terapi dan sindroma defisiensi Yang `Masuk Angin`

Secara prinsip diupayakan peningkatan temperatur dan energi yang pada daerah posterior Yang yaitu leher, bahu dan pinggang dengan cara merangsang titik-titik akupunktur baik dengan jarum, pijatan maupun pemanasan dengan moxa ataupun cara lain yang lebih modern. Modalitas terapi bersifat frekwensi rendah dan intensitas tinggi terutama pada daerah permukaan tubuh daerah Yang dan pada masyarakat Jawa dilakukan model terapi `Kerokan`.

Model Terapi Kerokan

Dilakukan dengan cara yang sederhana dan peralatan yang sederhana pula, yaitu mengerok atau menggores dengan kuat menggunakan benda tumpul seperti mata uang logam, ujung sendok, atau batu tipis pada daerah belakang tubuh, leher, bahu dan punggung maupun pinggang.

Arah kerokan cenderung longitudinal pada leher dan sekitar garis tengah ke lateral.

Kerokan dilakukan secara ritmis dan kuat sampai terjadi balur-balur merah (pfechiae kulit) dan dilanjutkan dengan gosokan minyak yang hangat. Secara tradisional dapat diartikan dengan pemberian energi kuat (tonifikasi) pada daerah Yang sehingga berwarna merah yang juga mempunyai arti peningkatan Yang tubuh.



Tujuannya:

Arti Medis Kerokan

Gosokan kuat pada daerah belakang tubuh mempunyai arti :

1.Stimulasi kuat pada saraf permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada corna posterior medulla spinalis melalui saraf A-delta dan C. Serta traktus spino thalamicus ke arah thalamus yang akan menghasilkan endorphin. Sedangkan sebagian rangsangan akan diteruskan melalui serabut aferen simpatik menuju ke motor neuron dan menimbukan refleks intubasi simpatis sehingga perlakuan kerokan ini menimbulkan intubasi nyeri secara general melalui siklus endorfin dan segmental simpatis. Efek lain yaitu dilatasi pembuluh darah kulit, peningkatan kerja jantung sekaligus membuka pori-pori kulit.

2.Efek rangsangan jaringan bawah kulit setelah terjadi inflamasi

3. Efek kardiovaskular

Tippins dan Morris (1989), Janet et al (1989) dan Kjartansson & Lundeberg (1990) mengatakan bahwa akibat rangsangan kuat pada permukaan kulit akan meningkatkan aliran darah dan peningkatan substansi P atau calcitonis gene related peptide (CCRP)

Richter Herliva & Halmarson (1991) menyatakan bahwa perbaikan sirkulasi perifere akan memperbaiki daerah ishaemia dan peningkatan temperatur 0,5 – 2 derajat Celsius pada penelitian 21 orang .>

kesimpulannya

Terapi model kerokan yang sudah dikenal dan dimanfaatkan masyarakat Jawa secara luas, tetapi masih belum dimengerti patofisiologinya, ternyata mempunyai 3 efek, yaitu :

1.Efek menghilangkan nyeri melalui sistim endorfin dan segmental, sehingga menimbulkan kesegaran tubuh

2.Reaksi kardiovaskuler melalui perbaikan sirkulasi perifere

3.Respon peningkatan temperatur tubuh akibat reaksi inflamasi akut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar